Bahu Perenang: Mengatasi Nyeri, Kembali Berjaya
Cedera bahu, sering disebut "Swimmer’s Shoulder", adalah momok bagi banyak atlet renang. Gerakan repetitif di atas kepala yang dominan dalam renang membuat bahu sangat rentan. Memahami penyebab dan penanganannya adalah kunci untuk menjaga performa dan karier atlet.
Studi Kasus: Ketika Bahu "Andi" Berteriak
Ambil contoh kasus ‘Andi’, perenang gaya bebas kompetitif berusia 17 tahun. Ia mulai merasakan nyeri tumpul di bagian depan bahunya, terutama saat fase catch dan pull dalam renang, serta saat mengangkat tangan ke atas. Awalnya diabaikan, nyeri ini lambat laun mengganggu performa dan tidurnya.
Pemeriksaan menunjukkan diagnosis umum: sindrom impingement bahu dan tendinopati rotator cuff ringan. Faktor penyebabnya diduga kombinasi dari volume latihan yang berlebihan, teknik renang yang kurang efisien (terutama posisi siku tinggi yang tidak tepat), serta kurangnya penguatan otot core dan scapular stabilizer.
Penanganan Holistik: Jalan Menuju Pemulihan
Kasus Andi menyoroti pentingnya pendekatan multidisiplin:
-
Fase Akut (Pengurangan Nyeri & Peradangan):
- Istirahat Relatif: Mengurangi atau menghentikan aktivitas pemicu nyeri.
- Kompres Dingin: Untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
- Obat Anti-inflamasi: Sesuai resep dokter, jika diperlukan.
-
Fase Rehabilitasi (Pemulihan Fungsi):
- Fisioterapi: Ini adalah inti penanganan. Fokus pada:
- Latihan Fleksibilitas & Mobilitas: Mengembalikan rentang gerak bahu yang optimal.
- Penguatan Otot: Fokus pada rotator cuff, otot scapular stabilizer, dan core untuk meningkatkan stabilitas bahu.
- Koreksi Teknik Renang: Analisis video dan bimbingan pelatih untuk memperbaiki biomekanik gerakan, mengurangi beban pada bahu.
- Terapi Manual: Untuk mengurangi kekakuan dan nyeri.
- Fisioterapi: Ini adalah inti penanganan. Fokus pada:
-
Fase Kembali ke Air (Gradual Return to Sport):
- Setelah nyeri mereda dan kekuatan pulih, Andi secara bertahap kembali berlatih di air. Dimulai dengan volume rendah, intensitas ringan, dan pemantauan ketat. Modifikasi teknik tetap menjadi kunci.
Pencegahan Jangka Panjang:
Agar cedera tidak berulang, pencegahan adalah kunci:
- Program penguatan dan peregangan reguler.
- Pemanasan dan pendinginan yang memadai.
- Pemantauan volume latihan yang cerdas.
- Pentingnya teknik renang yang benar dan efisien.
Kesimpulan:
Kasus Andi menunjukkan bahwa cedera bahu perenang, meskipun umum, dapat diatasi dengan pendekatan yang holistik, kesabaran, dan kerja sama antara atlet, pelatih, dan tenaga medis. Fokus pada rehabilitasi yang tepat dan pencegahan jangka panjang adalah kunci untuk ‘Kembali Berjaya’ di kolam renang tanpa rasa sakit.











