Politik Kebudayaan: Ketika Warisan Budaya Jadi Komoditas Politik

Warisan Budaya: Jati Diri Bangsa atau Komoditas Politik?

Politik kebudayaan adalah arena di mana kekuasaan dan identitas berinteraksi. Namun, ada kalanya warisan budaya, yang seharusnya menjadi cerminan jati diri bangsa, bertransformasi menjadi sekadar komoditas politik. Fenomena ini menghadirkan dilema serius: antara pelestarian otentik dan pemanfaatan strategis yang berisiko mengikis esensi.

Mengapa Warisan Budaya Jadi Alat Politik?

Pemanfaatan warisan budaya oleh aktor politik bukan tanpa alasan. Ia memiliki daya tarik kuat untuk membangun citra nasional di mata dunia (soft power), menarik wisatawan dan investasi, hingga mengukuhkan legitimasi kekuasaan di mata domestik. Budaya dapat menjadi alat propaganda yang efektif untuk menyatukan masyarakat di bawah satu narasi, atau bahkan, memecah belah dengan menonjolkan perbedaan identitas. Warisan seperti situs bersejarah, tarian tradisional, atau makanan khas, seringkali "dikemas ulang" menjadi simbol-simbol yang mendukung agenda politik tertentu.

Risiko di Balik Komodifikasi

Ketika warisan budaya diolah menjadi "produk" politik, esensinya seringkali terkikis. Keasliannya bisa memudar, berubah menjadi sekadar citra, narasi selektif, atau tontonan artifisial. Dampaknya serius: distorsi sejarah, marginalisasi identitas lokal atau minoritas yang tidak sesuai narasi dominan, dan bahkan memicu konflik antar kelompok yang merasa budayanya disalahgunakan atau diabaikan. Pelestarian yang tulus pun terancam digantikan oleh pembangunan infrastruktur pariwisata masif yang merusak.

Mencari Keseimbangan

Maka, tantangannya adalah menemukan keseimbangan. Warisan budaya haruslah dihargai sebagai fondasi jati diri, bukan sekadar instrumen kekuasaan. Pelibatan aktif komunitas lokal, penghormatan terhadap keberagaman, dan komitmen pada pelestarian otentik adalah kunci agar warisan budaya tetap menjadi cerminan jiwa bangsa, bukan sekadar "jualan" politik yang berumur pendek. Tanpa integritas ini, kita berisiko kehilangan bukan hanya warisan fisik, tetapi juga makna dan roh yang terkandung di dalamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *