Apa yang Salah dengan Sistem Rekrutmen Partai Politik Kita?

Gerbang Politik yang Keropos: Mengapa Rekrutmen Partai Kita Gagal?

Partai politik seharusnya menjadi kawah candradimuka bagi calon pemimpin bangsa. Namun, sistem rekrutmen internal mereka kerap menjadi sorotan, memunculkan pertanyaan fundamental: apa yang salah?

Alih-alih mencari talenta terbaik berdasarkan kapasitas dan integritas, proses seleksi seringkali didominasi oleh faktor-faktor non-meritokratis. Mahar politik menjadi penghalang bagi individu berkapasitas tapi minim modal. Kedekatan pribadi atau loyalitas buta seringkali mengalahkan rekam jejak dan visi. Bahkan, popularitas instan dari figur publik, tanpa pengalaman politik memadai, tak jarang lebih diutamakan daripada proses kaderisasi yang matang. Transparansi dan akuntabilitas proses seleksi pun masih jauh dari harapan.

Dampak dari rekrutmen yang cacat ini sangat nyata. Kita kerap melihat wakil rakyat yang kurang kompeten, minim pemahaman substansi, atau bahkan terjerat kasus korupsi karena sejak awal orientasinya bukan pelayanan publik. Hal ini mengikis kepercayaan publik terhadap institusi politik dan melemahkan fondasi demokrasi itu sendiri. Partai kehilangan fungsi utamanya sebagai penyaring dan penempa pemimpin berkualitas.

Sudah saatnya partai politik melakukan reformasi total dalam sistem rekrutmen mereka. Membangun mekanisme yang lebih meritokratis, transparan, dan berorientasi pada integritas serta kapasitas adalah keharusan. Tanpa perbaikan fundamental ini, kita akan terus terjebak dalam lingkaran setan kepemimpinan yang medioker, membahayakan masa depan demokrasi dan kesejahteraan bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *