Mengapa Politik Identitas Masih Menjadi Senjata Utama dalam Pemilu

Senjata Pamungkas: Mengapa Politik Identitas Tetap Berkuasa dalam Pemilu

Dalam setiap kontestasi politik, terutama pemilu, satu fenomena yang sulit dihindari adalah kemunculan kembali politik identitas. Meskipun sering dikritik karena memecah belah dan menghambat kemajuan rasional, ia tetap menjadi senjata utama para kontestan. Mengapa demikian? Jawabannya terletak pada kekuatan fundamentalnya yang menyentuh inti psikologi manusia dan strategi politik yang pragmatis.

1. Menyentuh Akar Emosi dan Rasa Memiliki
Politik identitas bekerja karena menyentuh akar emosi dan rasa memiliki manusia. Identitas seperti agama, suku, ras, atau bahkan golongan, adalah bagian fundamental dari diri seseorang. Ketika identitas ini diangkat, ia menciptakan ikatan solidaritas yang kuat, memicu rasa "kita" versus "mereka" yang sulit ditandingi oleh argumen berbasis kebijakan semata. Lebih mudah menggerakkan massa dengan sentimen identitas daripada dengan data ekonomi atau program pembangunan yang kompleks.

2. Jalan Pintas Strategis bagi Politisi
Bagi para kontestan pemilu, politik identitas adalah jalan pintas yang efektif untuk menggalang dukungan. Daripada harus menjelaskan program kerja yang rumit, jauh lebih mudah dan cepat untuk membakar semangat massa dengan narasi identitas. Ini memungkinkan mereka memobilisasi pemilih setia (basis) dan bahkan menarik pemilih mengambang yang merasa terancam atau terwakili oleh narasi identitas tertentu. Ini adalah strategi berbiaya rendah dengan potensi dampak tinggi.

3. Amplifikasi Media dan Echo Chamber
Perkembangan teknologi, khususnya media sosial, semakin memperkuat daya ledak politik identitas. Informasi (seringkali yang bias atau misinformasi) dapat tersebar dengan cepat di antara kelompok identitas yang homogen, menciptakan "gelembung gema" yang memperkuat keyakinan dan menolak pandangan yang berbeda. Hal ini membuat narasi identitas lebih mudah diviralkan dan sulit diluruskan, sehingga mempercepat polarisasi.

Singkatnya, politik identitas tetap menjadi senjata utama karena kemampuannya memobilisasi emosi, menawarkan jalan pintas strategis bagi politisi, dan diperkuat oleh lanskap media modern. Selama ikatan identitas masih menjadi pilar kuat dalam masyarakat, politik identitas akan terus menjadi pemain kunci dalam setiap kontestasi pemilu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *